close
Banner iklan disini

Kram Otot Sinyal dari Spasmofilia


Pengobatan Ustadz Galih Gumelar - Kram otot bisa terjadi pada siapa saja dan menimbulkan rasa tak nyaman karena seseorang tidak bisa bergerak untuk beberapa saat. Sering mengalami kram otot merupakan sinyal adanya penyakit spasmofilia.

Spasmofilia adalah sebuah gangguan yang ditandai dengan kedutan otot, kram dan kejang carpopedal. Jika kondisinya parah bisa menyebabkan kejang-kejang.

Kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan elektrolit di dalam darah yang bisa karena kekurangan kalsium (hypocalcemia) atau kekurangan serum magnesium yang mungkin terkait dengan hiperventilasi, hipoparatiroidism, rakhitis, uremia atau kondisi lain.

Pada kasus spasmofilia, kram otot terjadi karena kurangnya elektrolit kalsium di dalam otot. Kondisi ini bisa terjadi pada daerah-daerah tertentu (lokal) misalnya di tangan atau perut saja, tapi bisa juga di beberapa tempat.

dr Hardhi menuturkan spasmofilia bisa juga seperti sakit maag tapi bukan karena ada masalah pada lambungnya, melainkan akibat kram pada otot perutnya.

Jadi jika seseorang merasa sakit maag terus menerus dan tidak sembuh meskipun sudah minum obat, bisa jadi itu akibat kram pada otot perutnya.

Gejala lain yang muncul pada seseorang yang memiliki spasmofilia adalah mengalami kejang-kejang, tapi bukan karena epilepsi. Selain kram otot yang menjadi gejala utamanya, gejala lainnya adalah lesu, lemah dan mudah kesemutan.

Spasmofilia juga bisa berhubungan dengan orang yang sering cemas atau mengalami kecemasan berlebihan. Terkadang orang-orang ini menunjukkan hasil yang positif terhadap tes spasmofilia.

Kekurangan ion kalsium dalam otot yang terjadi pada penderita spasmofilia kemungkinan disebabkan karena adanya kelainan di dalam metabolisme tubuh orang tersebut. Hal ini membuat tubuh tidak bisa menyerap ion kalsium dengan baik.

Untuk mendiagnosis spasmofilia biasanya dilakukan tes spasmofilia dengan menggunakan alat elektromiografi (EMG). Pada tes ini akan dilihat gelombang dari sel-sel otot yang biasanya mengalami kram atau kejang.

dr Hardhi mencontohkan misalnya seseorang sering mengalami kram di tangan, maka pada daerah tersebut akan diberikan rangsangan berupa kejut listrik misalnya 3 kali per detik. Nantinya seseorang akan mengalami kram dan timbul gelombang pada alat EMG. Jika gelombang yang dihasilkan tinggi, maka orang tersebut dinyatakan positif memiliki spasmofilia.

Untuk membedakan antara spasmofilia dan epilepsi harus dilakukan pemeriksaan elektroensefalografi (EEG). Pada pemeriksaan EEG akan direkam gelombang listrik di otak pada saat kejang, sehingga kabel-kabel untuk pemeriksaannya ditempelkan di kepala. Nanti akan terlihat apakah ada gangguan terhadap gelombang listrik di otaknya atau tidak.

Spasmoflia ini bisa disembuhkan, biasanya pasien akan diberikan kapsul atau tablet yang mengandung kalsium. Selain itu asupan kalsium dari makanan juga bisa membantu, karena kalsium organik yang berasal dari tumbuhan (algae atau sayur-sayuran) atau hewan (tulang rawan hewan) lebih baik dibandingkan dengan kalsium anorganik (dari obat-obatan).
Previous
Next Post »
Loading...